Semua telah berakhir dengan tangis
Semua berakhir dengan duka
Ketika kepala ini terkena percikan posfore
Ketika darah ini mengucur diantara tangisan bayi
Aku seperti seorang juara yang diapung-apungkan oleh orang tuaku
Diiringi dengan isak tangis dan kemarahan
Aku dibawa ke gudang suntikan dan obat-obatan
Dalam sakitku ku lihat ribuan kain kapan telah terjual
Stock barangnya kehabisan hanya sehari
Kain kapan yang putih bersih terlihat bercak merah penuh luka
Merah dari darah seorang anak mungil
Merah dari daging yang tersayat oleh api
Anak-anak terbujur kaku di ruang beku
Mereka tak ubahnya seperti boneka
Diangkat, diciumi, dan ditumpukkan seperti ikan asin yang menggelar
Rakyat kocar-kacir lari kesana kemari
Rakyat mampir ke dalam angan dalam bayang gema takbir
Semburan api dari ledakkan bak seperti pesta kembang api dimalam tahun baru
Mereka terpaksa tak mendengar untuk selamanya karena itu
Terpaksa tak akan pernah merasakan terangnya matahari
Menjalani hidup dengan kaki dengan ukuran yang jauh berbeda
Kini langit tak lagi mendung
Asap-asap tak lagi mengepul di ujung kepala
angin syurga telah dirasakan kembali membawa kepulan asap
iTheme Techno Blogger by Black Quanta. Theme & Icons by N.Design Studio. Distributed by eBlog Templates